post image
Sukhoi Su-37 milik tim akrobatik udara Federasi Rusia.
KOMENTAR

Sudah barang tentu infiltrasi dan intersepsi di udara masih terus terjadi. Terkadang berakhir dengan saling pengertian. Beberapa berakhir dengan protes keras.

Intersepsi yang dilakukan pesawat tempur Rusia, Su-27, terhadap infiltrasi pesawat pengintai Amerika Serikat, Boeing P-8A Poseidon, di atas Laut Hitam dekat Krimea, baru-baru ini, hanya contoh kecil saja.

Dalam peristiwa yang terjadi hari Kamis lalu (4/7), Su-27 mengejar P-8A yang bergerak ke arah perbatasan Rusia. Untunglah pilot Poseidon tahu diri, dan mengubah arah menjauh dari perbatasan begitu diberi peringatan.

Pihak militer Rusia yang kesal mengatakan, ini kejadian kesekian dalam waktu yang cukup dekat. Belum sebulan yang lalu, tepatnya tanggal 17 Juni, pesawat tempur Rusia mendapati beberapa pesawat pengebom strategis B-52 dari Sayap Pengebom Ke-5 yang berada di Minot Air Force Base, North Dakota, terbang di lokasi yang kurang lebih sama.

Sebelumnya lagi, tanggal 4 Juni, sebuah Su-35 pun memergoki sebuah P-8A Poseidon di atas Laut Mediterania.

Dalam peristiwa ini, kelihatannya pilot Poseidon tidak begitu mau bekerja sama, sehingga Su-35 memberikan peringatan beberapa kali.

Setelah manuver Su-35 itu, akhirnya Poseidon mundur dan berbalik arah.

Namun tidak urung, Armada Ke-6 AS melayangkan protes resmi atas kejadian ini.

Menurut keterangan Armada Ke-6 AS yang bermarkas di Napoli Italia, Su-35 Rusia melakukan intersepsi sebanyak tiga kali.

Intersepsi pertama dan ketiga tampaknya dilakukan dengan mempertimbangkan aspek keselamatan.  

Namun intersepsi kedua dinilai tidak aman karena Su-35 melintas dengan kecepatan sangat tinggi di depan pesawat Poseidon.

“Membuat pilot dan pesawat kami dalam keadaan terancam. Kru P-8A melaporkan gelombang turbulensi. Durasi intersepsi sekitar 28 menit,” tulis Armada Ke-6 di laman resmi.

Armada Ke-6 juga mengatakan, sebetulnya mereka berada di wilayah udara internasional. Dengan demikian manuver Rusia sangat tidak bertanggung jawab.

“Kami berharap mereka bersikap sesuai dengan standar internasional untuk menjamin keamanan dan mencegah kecelakaan, termasuk di dalamnya (mematuhi) Agreement for the Prevention of Incidents On and Over the High Seas (INCSEA) tahun 1972,” sambung pernyataan itu.

Ditambahkan pada bagian akhir bahwa pesawat-pesawat Amerika Serikat secara konsisten mengikuti standar internasional dan tidak memprovokasi aktivitas pesawat Rusia.

Kantor Berita Rusia TASS, pada pertengahan Desember 2018 melaporkan, sepanjang tahun itu Rusia mendapati setidaknya hampir 980 ribu aktivitas udara negara lain di kawasan perbatasan.

Sebanyak 3.000 di antaranya adalah aktivitas pesawat terbang asing termasuk di dalamnya sekitar 1.000 aktivitas  pesawat pengintai asing.

Menurut Komandan Pasukan Radio Teknis Angkatan Ruangangkasa Rusia, Mayjen Andrei Koban, sepanjang 2018 itu pihaknya mengeluarkan lebih dari 4.000 kali tanda peringatan waspada tertinggi.

Bukan hanya pihak Rusia yang mengajukan klaim. Di tahun 2016, pihak NATO juga mengklaim mendapatkan laporan sebanyak 780 intersepsi yang dilakukan pesawat-pesawat Rusia di kawasan udara Baltik.

Ini adalah kawasan yang penting untuk menjaga wilayah udara Estonia, Latvia dan Lithuania, mengingat ketiga negara ini tidak memiliki angkatan udara sendiri.

Begitulah infiltrasi dan intersepsi di angkasa menandakan perang dingin yang abadi. 


PT Dahana Sudah Punya Pabrik Amonium Nitrat, Mimpi yang Jadi Kenyataan

Sebelumnya

Kapal Induk Jatayu Mulai Beroperasi di Laut Selatan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga