post image
Kapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Cpl Eko Daryanto.
KOMENTAR

Markas Besar TNI mengambil alih komando proses pencarian helikopter MI-17 milik TNI AD yang hilang sejak 28 Juni 2019 di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

Sebelumnya komando masih dipegang oleh Kodam XVII/Cenderawasih sebagai perwakilan TNI di Provinsi Papua.

"Koops TNI wilayah Papua tetap di bawah Kodal Mabes TNI, sehingga pengerahan operasional Heli (sekarang) harus atas izin dari Mabes TNI," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Cpl Eko Daryanto, melalui keterangan persnya, Rabu (31/7).

Ia menjelaskan, kini pencarian sudah memasuki hari ke-34. Sejak awal pencarian, Koops TNI Wilayah Papua telah melibatkan tujuh pesawat pencari, baik pesawat milik TNI maupun pesawat sipil yang diperbantukan dalam kegiatan Search and Rescue (SAR) melalui udara.

Penerbangan SAR dilakukan total sebanyak 70 sortie, dimana masing-masing sortie dilakukan selama 1-2,5 jam terbang.

“Sedangkan pencarian melalui darat telah melibatkan lebih dari 700 personel gabungan yang terdiri dari personel TNI (300 orang), Polri (35 orang), Basarnas (30 orang), Pemda dan masyarakat (400 orang),” terang Eko.

Wilayah pencarian yang telah disisir melalui udara meliputi seluruh kawasan Kabupaten Pegunungan Bintang dan Kabupaten Jayapura bagian selatan dan barat.

Sedangkan pencarian melalui darat difokuskan di tiga wilayah, Oksibil, Lereh dan Kaureh.

Operasi pencarian heli MI-17 dipimpin langsung oleh Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring, selaku Panglima Komando Operasi TNI Wilayah Papua.

Helikopter tersebut dilaporkan membawa 12 orang, terdiri dari tujuh orang crew dan lima orang personel Satgas Yonif 725/Wrg yang akan melaksanakan pergantian Pos.


PT Dahana Sudah Punya Pabrik Amonium Nitrat, Mimpi yang Jadi Kenyataan

Sebelumnya

Kapal Induk Jatayu Mulai Beroperasi di Laut Selatan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga