post image
Austria membuka pintu negosiasi dengan Indonesia terkait pembelian 15 jet tempur Eurofighter Typhoon/Net
KOMENTAR

Indonesia mendapat sorotan tersendiri di panggung internasional baru-baru ini terkait dengan jet tempur.

Di satu sisi, Indonesia disoroti karena menunggak pembayaran untuk proyek bersama pengembangan jet tempur generasi berikutnya bernama Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment atau disingkat KFX/IFX

Di sisi lain, Indonesia disoroti karena melakukan pembelian 15 jet tempur bernama Eurofighter Typhoon dari Austria.

Media Austria, Kronen Zeitung awal pekan ini melaporkan bahwa pemerintah Austria mengumumkan bahwa mereka siap melepas 15 jet tempur Eurofighter Typhoon kepada Indonesia.

Dalam laporan yang sama, Menteri Pertahanan Austria Klaudia Tanner mengatakan bahwa pihaknya membuka pintu negosiasi untuk melepas jet tempur bekas tersebut kepada Indonesia.

Tanner mengatakan bahwa pihaknya telah memberitahu Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto mengenai kesediaan Austria untuk memulai negosiasi penjualan.

"Penjualan pesawat Eurofighter adalah tujuan yang kami nyatakan,” kata Tanner, seperti dikabarkan ulang Aerotime.

"Namun, juga jelas bahwa setiap penjualan sangat kompleks dan sulit karena persyaratan perjanjian penjualan Darabos (mantan Menteri Pertahanan yang bertanggung jawab atas akuisisi pesawat)," jelasnya.

Dia menjelaskan bahwa untuk pembelian 15 armada Eurofighter Typhoons bagi TNI AU di Indonesia, Austria memiliki dua opsi.

Opsi pertama adalah konsorsium Eurofighter mengeluarkan sertifikat pengguna akhir baru untuk Indonesia dengan persetujuan empat negara produsen, yaitu Jerman, Inggris, Italia dan Spanyol, serta Austria menjual armadanya langsung ke negara tersebut.

Atau opsi kedua, yakni Airbus membeli kembali jet tersebut, meng-upgrade dan mengirimkannya ke Indonesia.

Sejauh ini belum jelas soal opsi mana yang akan diambil untuk memboyong jet tempur berjenis Tranche 1 ini.

Aerotime menyebut bahwa jika melihat ke belakang, akusisi jet tempur Eurofighter Typhoon tersebut di Austria pun merupakan hal yang tidak populer.

Pasalnya, sejak tahun 2002 ketika varian Eurofighter Typhoon Tranche 1 dipilih untuk menggantikan Saab 35 Draken dan Northrop F-5E Tiger, akuisisi senilai 1,75 miliar euro telah menjadi sasaran kritik di Austria sendiri.

Pesawat yang misi utamanya adalah melindungi wilayah udara Austria, dianggap terlalu mahal untuk aplikasi taktis sederhana mereka.

Otoritas Austria kemudian memutuskan untuk meluncurkan kampanye untuk menemukan masa depan baru bagi jet tempur mereka yang tidak diinginkan.

Kemudian pada 6 Juli 2020, Kementerian Pertahanan Austria mengumumkan bahwa Angkatan Udara negara itu akan mempertahankan Eurofighter Typhoon tersebut.

Namun empat hari kemudian, Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto memberikan tawaran "kejutan" untuk melakukan negosiasi soal pembelian jet tempur tersebut dari Austria.

"Untuk memodernisasi Angkatan Udara Indonesia, saya ingin melakukan negosiasi resmi dengan Anda untuk membeli semua 15 Eurofighter untuk Republik Indonesia," tulis Prabowo dalam sebuah surat tertanggal 10 Juli 2020.

"Saya menyadari sensitifitas masalah ini, tetapi saya yakin tawaran saya menawarkan peluang bagi kedua belah pihak," sambungnya seperli dilansir Aerotime.


PT Dahana Sudah Punya Pabrik Amonium Nitrat, Mimpi yang Jadi Kenyataan

Sebelumnya

Kapal Induk Jatayu Mulai Beroperasi di Laut Selatan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga