post image
Citra Boeing NLA
KOMENTAR

Bulan Februari lalu pembuat pesawat Airbus menyampaikan pengumuman yang mengejutkan. Perusahaan yang dimiliki sejumlah negara Eropa itu memutuskan untuk tidak melanjutkan produksi superjumbo dua lantai A380.

Penghentian produksi A380 mulai efektif dilakukan pada 2021.

Keputusan ini diambil karena pemesannya semakin sedikit. Misalnya, maskapai Uni Emirat Arab di Dubai, Emirates, mengurangi pesanan mereka dari 53 pesawat menjadi hanya 14 pesawat A380. Sebagai gantinya, Emirates memesan 70 pesawat yang lebih kecil dan efisien, A330 dan A350.

A380 diterbangkan pertama kali pada 2005 dan mulai beroperasi secara komersia dua tahun kemudian. Ia kerap dipandang sebagai upaya Airbus mengalahkan pesaing mereka Boeing yang jauh sebelum itu, di era 1970an, telah memproduksi Boeing 747 yang memiliki dua lantai hanya pada bagian depan.

Aibus dan Boeing memang kerap terlihat bersaing dalam produksi pesawat. Misalnya, A320 dan Boeing 737, lalu A330 dan Boeing 777, juga A350 dan Boeing 787.

Boeing sendiri disebutkan pernah berpikir dan merencanakan produksi pesawat yang betul-betul  memiliki dua lantai penuh hingga ke bagian ekor pesawat.

Sebuah rancangan telah dibuat di awal 1990an. Namanya Boeing NLA, New Large Aeroplane.

Pesawat ini juga dibayangkan akan melakukan perjalanan-perjalanan jauh dalam sekali penerbangan, seperti yang dilakukan A380 hari ini. Misalnya dari Sydney di Australia ke Dubai, atau dari London ke New York.

NLA adalah nama yang diberikan dalam proses perencanaan. Setelah selesai diproduksi diyakini Boeing akan memberikan nama dengan menggunakan model 7XX seperti pesawat Boeing lainnya.

Dari disainnya, pesawat sepanjang 74 meter ini akan memiliki 606 kursi penumpang yang dibagi dalam tiga kelas, atau 900 kursi penumpang dalam konfigurasi satu kelas.

Pesawat ini didisain untuk mampu terbang sejauh 14.400 kilometer dalam sekali penerbangan.

Sementara A380 yang ada saat ini memiliki panjang 73 meter, memiliki 555 kursi penumpang untuk konfigurasi tiga kelas atau 853 kursi penumpang dalam konfigurasi satu kelas. Pesawat ini mampu terbang sejauh 14.800 kilometer dalam sekali take off.

Pertanyaannya sekarang adalah, mengapa Boeing NLA tidak pernah diproduksi walaupun dia direncanakan lebih awal dari A380?

Disebutkan bahwa hasil studi Boeing pada tahun 1993 memperlihatkan tren pengembangan pesawat dan penerbangan pesawat komersial lebih cocok untuk pesawat berbadan lebih kecil, baik jenis satu lorong atau dua lorong.

Semakin banyak kota yang akan tumbuh dan ingin dikunjungi masyarakat dunia, membuat perjalanan jauh seperti dari Sydney ke London menjadi kurang signifikan.  

Akhirnya, seperti dimuat oleh simpleflying.com, Boeing memutuskan untuk fokus pada pengembangan 747, dengan memproduksi beberapa varian seperti Boeing 747-500X dan -600X, lalu 747X dan 747X Stretch, dan setelah itu Boeing 747-8.


Korea Selatan Siapkan Pesawat Pengintai Tak Berawak Antisipasi Gerakan Provokatif

Sebelumnya

Inggris dan Jepang Tandatangani Kerjasama Antariksa

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Technology