AIM-260. Itulah nama yang diberikan untuk misil udara-ke-udara yang sedang dibangun Amerika Serikat.
Proyek yang tadinya rahasia ini diungkap dua pekan lalu. Disebutkan bahwa AIM-260 atau Joint Advanced Tactical Missile (JATM) disiapkan untuk menghadapi misil generasi berikutnya yang dimiliki Republik Rakyat China dan Federasi Rusia.
Proyek AIM-260 mulai dikerjakan dua tahun lalu. Uji coba akan dilakukan pada tahun 2021 dan pengoperasian penuh akan dilakukan setahun setelahnya.
Informasi ini disampaikan Brigjen Anthony Genatempo, Program Executive Officer Air Force Weapons.
Menurut Genatempo, seperti dimuat Air Force Magazine, awalnya JATM didisain untuk mempersenjatai F-22 Raptor dan jet tempur Angkatan Laut F/A-18E/F.
Selanjutnya JATM juga akan digunakan pada F-35 Joint Strike Fighter.
Misil ini tidak akan digunakan pada pesawat tempur generasi yang lebih tua seperti F-15 Eagle dan F-16 Fighting Falcon yang masih akan beroperasi di era 2020an.
JATM dilaporkan memiliki jarak tempuh yang lebih jauh daripada AIM-120 AMRAAM Slammer.
Jet tempur biasanya membawa dua jenis misil, yakni misil jarak pendek yang dipandu inframerah seperti American AIM-9X Sidewinder, dan misil berpemandu radar jarak jauh seperti AMRAAM.
Misil-misil ini telah dioperasikan sejak 1980an, secara bertahap kemampuannya ditingkatkan seiring kemajuan teknologi.
Jarak tempuh misil versi terbaru masih dirahasiakan, tetapi diperkirakan oleh para ahli sekitar 75 hingga 100 mil. Tidak seperti kebanyakan jet tempur yang membawa berbagai jenis rudal, F-35 hanya membawa rudal AMRAAM.
JATM AIM-260 disiapkan untuk menghadapi misil PL-15 yang digunakan J-20 Chengdu milik China. Misil jenis ini diperkirakan memiliki jarak tempuh paling jauh 124 mil.
KOMENTAR ANDA