Oleh: Veeramalla Anjaiah, Jurnalis senior yang berbasis di Jakarta
PRESIDEN Filipina Bongbong Marcos mengatakan bahwa negaranya terbuka untuk membeli lebih banyak rudal BrahMos dan peralatan militer lainnya dari India, menekankan bahwa "semuanya tersedia" dalam hal modernisasi angkatan bersenjata Filipina.
Dalam sebuah wawancara dengan Redaktur Pelaksana situs berita Firstpost, Palki Sharma, selama kunjungannya bulan ini ke India, Marcos menggambarkan perjalanan tersebut sebagai "sangat produktif" dan mengatakan hubungan dengan India memasuki "fase baru" sebagai bagian dari upaya membangun "kemitraan strategis."
"Kami bereaksi terhadap tantangan yang kami hadapi. Merupakan tugas saya untuk membela negara," lapor Firstpost mengutip pernyataan Marcos.
Mengenai potensi pembelian pertahanan lebih lanjut, termasuk jet tempur dan platform angkatan laut, Marcos mengatakan, "Kami harus meningkatkan peralatan kami agar dapat dioperasikan dengan mitra. Semua opsi kami tersedia."
Ia mengonfirmasi bahwa Filipina sedang dalam proses pengadaan rudal BrahMos tambahan dan bahwa pemerintahnya telah menghubungi mitra-mitra India untuk memahami bagaimana sistem tersebut dikerahkan secara efektif dalam konflik-konflik terkini.
Marcos juga memuji kinerja India dalam Operasi Sindoor, dengan mengatakan bahwa hal itu menunjukkan pentingnya latihan gabungan dan perlunya koalisi negara-negara yang sepaham.
Sembari menegaskan bahwa Filipina "tidak mempersiapkan perang," Marcos menegaskan bahwa negaranya sedang memperkuat kesiapan militer dalam menanggapi tantangan regional—terutama, tindakan Tiongkok di Laut Cina Selatan.
"Kami tidak menentang siapa pun. Kami mendukung pembelaan wilayah kami," ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa setiap upaya sepihak untuk mengubah batas wilayah harus ditentang. Ia memperingatkan risiko eskalasi akibat "seseorang menekan tombol yang salah," dan menggarisbawahi perlunya jalur komunikasi yang terbuka.
Dalam perkembangan terpisah, kapal perang Angkatan Laut India telah mulai berpatroli di wilayah Laut Filipina Barat, yang juga dikenal sebagai Laut Cina Selatan (LCS), bersama dengan kapal-kapal Filipina untuk pertama kalinya, situs web Inquirer.net melaporkan mengutip pernyataan militer Manila.
Pelayaran dua hari ini melibatkan tiga kapal India dan dimulai pada 3 Agustus, sehari sebelum jadwal kunjungan Presiden Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr. ke New Delhi untuk berunding dengan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Filipina telah meningkatkan kerja sama pertahanan dengan berbagai sekutu selama setahun terakhir setelah serangkaian bentrokan di Laut Filipina Barat.
Patroli tersebut "dimulai pada 3 Agustus sore, kemudian berlanjut hingga saat ini... aktivitas saat ini adalah pengisian ulang di laut," ujar Letnan Kolonel John Paul Salgado kepada kantor berita AFP.
Menurut situs web berita ABS-CBN, dua kapal perang Angkatan Laut Filipina—BRP Jose Rizal (FF150) dan BRP Miguel Malvar (FFG06) yang baru diresmikan—berlayar bersama tiga kapal angkatan laut India: INS Delhi (D61), sebuah kapal perusak berpeluru kendali; INS Kiltan (P30), sebuah korvet anti-kapal selam; dan INS Shakti (A57), sebuah kapal tanker armada yang telah berlabuh di Manila untuk kunjungan pelabuhan awal pekan ini.
Latihan gabungan tersebut berlangsung di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Filipina, dan mencakup berbagai latihan angkatan laut termasuk latihan komunikasi dan manuver formasi yang kompleks.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah latihan pertahanan udara di mana semua kapal mengelilingi dan mempertahankan kapal tanker minyak India dari simulasi ancaman udara.
BRP Miguel Malvar mendemonstrasikan Sistem Senjata Jarak Dekat (CIWS) 35mm mutakhirnya, yang mampu mencegat rudal yang datang, berputar 360 derajat, dan menembakkan hingga 1.100 peluru per menit.
India juga mengerahkan helikopter angkatan laut untuk latihan foto guna mengabadikan pergerakan armada yang terkoordinasi.
Latihan ini juga melibatkan operasi pengisian ulang bahan bakar di laut (RAS), yang mengembangkan kemampuan angkatan laut untuk mentransfer bahan bakar dan pasokan antar kapal saat berlayar. RAS bertujuan untuk memperpanjang daya tahan kapal di perairan terbuka.
Sementara itu, dua kapal Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) dari Tiongkok terlihat 10 hingga 15 mil laut dari wilayah tersebut saat latihan gabungan sedang berlangsung.
Latihan angkatan laut berakhir pada pagi hari tanggal 4 Agustus dengan saling memberi hormat dan melambaikan tangan kepada tentara dari kedua angkatan laut—sebuah upacara yang menandai berakhirnya kegiatan kerja sama tersebut.
Meskipun latihan tersebut bertujuan untuk memperkuat interoperabilitas militer antara Filipina dan India, para pejabat menekankan bahwa kegiatan tersebut juga bertujuan untuk menegakkan hukum maritim internasional, mendorong perdamaian dan stabilitas di kawasan, serta memastikan perlindungan perairan dari potensi ancaman.
Filipina telah meningkatkan kerja sama pertahanan dengan berbagai sekutu selama setahun terakhir setelah serangkaian bentrokan di Laut Cina Selatan.
KOMENTAR ANDA