post image
Ilustrasi komet yang melintas tata surya/Net
KOMENTAR

 Sebuah komet kembali ditemukan meluncur menuju orbit Mars. Berbeda dengan komet-komet lainnya, komet ini diyakini berasal jauh dari tata surya. Alhasil, komet ini jadi komet luar tata surya kedua yang pernah diamati manusia.

Reuters melaporkan pada Jumat (13/9), lintasan komet pertama kali terdeteksi oleh seorang astronom asal Krimea, Gennady Borisov. Komet yang diberi nama C/2019 Q4 ini memiliki lintasan jalur melengkung yang sangat tinggi ke arah matahari dengan kecepatan yang tidak biasa. Hal ini yang membuat Borisov yakin bahwa komet tersebut berasal dari luar tata surya.

Selaras dengan Borisov, astronom Universitas Hawaii, Karen Meech melakukan pengamatan yang sama. Hasilnya, Meech berkata, "Semua 100 persen yakin bahwa ini sungguh benar-benar antarbintang."

Setelah diteliti, komet tersebut diketahui terdiri dari campuran es dan debu. Diperkirakan, C/2019 Q4 akan memiliki jarak terdekat dengan matahari pada 8 Desember 2019. Saat itu jaraknya berkisar 300 juta km dari Bumi.

Sebelum C/2019 Q4, komet berbentuk cerutu yang diberi nama Oumuamua dipastikan sebagai komet antarbintang pertama yang diteliti manusia.

Oumuamua atau yang berarti "utusan jauh yang tiba pertama" ini masuk ke tata surya pada 2017. Ketika itu, banyak yang menyangka jika komet tersebut adalah pesawat luar angkasa alien, yang langsung dibantah oleh para astronom.

Tidak seperti Omuamua yang mengunjungi tata surya selama satu minggu, C/2019 Q4 diperkirakan akan bertahan di dekat orbit Mars selama hampir setahun. Dengan begitu, para ilmuan dan astronom akan memiliki banyak waktu untuk meneliti benda tersebut.

"Kecepatan tinggi tidak hanya menunjukkan benda itu berasal dari luar tata surya, namun juga bahwa benda itu akan pergi dan kembali ke ruang antarbintang," ujar astronom di Jet Propulsion Laboratory NASA di California, Davide Farnocchia.


Pungutan Iuran Dana Pariwisata Ditolak

Sebelumnya

STARLUX Pesan A350F dan A330neo Tambahan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews