post image
KOMENTAR

Berbagai maskapai asing telah membatalkan penerbangan mereka ke Republik Rakyat China (RRC) menyusul menyebarnya virus Corona yang mematikan.

Virus yang dikenal dengan nama 2019-nCoV ini menyebar dari kota Wuhan, ibukota Provinsi Hubei. Kota Wuhan sudah ditutup dua pekan lalu.

berbagai negara telah pula mengevakuasi warganegara mereka yang sedang berada di Provinsi Hubei untuk berbagai keperluan.

Sebanyak 245 warganegara Indonesia yang berada di Provinsi Hubei juga sudah diterbangkan ke tanah air. Mereka akan dianalisa di sebuah fasilitas yang sudah dipersiapkan di Pulau Natuna.

Sementara daftar maskapai yang menghentikan penerbangan ke China terus bertambah, kekhawatiran terhadap pasar penerbangan dan industri pariwisata China semakin besar.

Wartawan SimpleFlying, Laura Ash, dalam artikelnya menyatakan keyakinannya bahwa situasi tidak akan terus memburuk. Dia menyimpulkan, pasar penerbangan China dapat bertahan meskipun saat ini tampak menyedihkan.

Ash mencatat, dalam satu pekan pertama, dari tanggal 23 sampai 28 Januari saja, hampir 10 ribu penerbangan dibatalkan. Pembatalan penerbangan juga terjadi di kalangan maskapai lokal China.

Namun kenyataan bahwa China merupakan negara yang besar secara ukuran dan populasi adalah modal utama untuk meyakini kebangkitan industri penerbangan China setelah virus Corona berhasil ditangani nanti.

“China adalah kekuatan ekonomi besar dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Ia memiliki pasar konsumen terbesar, pasar barang mewah terbesar, dan lebih dari 20 persen perusahaan terbesar dunia ada di China,” tulisnya.

Ini artinya, ketertarikan penumpang untuk keperluan bisnis ke China akan tetap tinggi dan memberikan dorongan yang tidak kecil dalam proses recovery nanti.

Industri pariwisata China pun diyakini hanya terganggu untuk sementara. China sangat kaya raya dengan objek wisata yang sedemikian banyak. Mulai dari Tembok China, Istana Kota Terlarang, sampai Tibet dan patung terakota di Xian, dan seterusnya.

“China masih merupakan salah satu negara yang paling banyak dikunjungi turis di dunia. Seperti industri bisnis, sektor pariwisata China juga akan b ernafas lagi,” tulis Ash.

Pertanyaan sekarang, sambung Ash, adalah, kapan perbaikan itu terjadi.

Ash mengatakan, saat ini jawaban untuk pertanyaan itu memang belum ada, karena masyarakat dunia sedang menunggu para ahli menemukan anti virus yang secara efektif dapat menaklukkan 2019-nCoV.


Mesin GIA 1105 Terbakar, Kemenag Minta Garuda Indonesia Profesional

Sebelumnya

Tewaskan 346 Orang, Kasus Kecelakaan Boeing 737 MAX 8 Berpeluang Dibawa ke Meja Hijau

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews