post image
KOMENTAR

Pesawat transportasi militer dengan empat mesin turboprop A400M Atlas yang didisain Airbus Defence and Space memiliki kemampuan taktikal dan dinilai pantas untuk menggantikan pesawat pengangkut yang lebih tua seperti Transall C-160 dan Lockheed C-130 Hercules.

Dari sisi ukuran A400M Atlas memiliki panjang 18 meter dan lebar 5,64 meter, membuat pesawat ini berada di antara Lockheed C-130 Hercules dan Boeing C-17 Globemaster III. Pesawat A400M Atlas juga didisain bisa mengisi bahan bakar di udara atau membantu tugas evakuasi medis bila ditunjang dengan peralatan yang memadai.

Tahun 2015 lalu A400M ikut ditampilkan dalam film "Mission: Impossible - Rogue Nation" yang dibintangi Tom Cruise. Di dalam film itu, ada adegan yang memperlihatkan Tom Cruise mengejar dan melompat serta tergantung pada A400M yang sedang take off.

Di bulan Maret tahun 2018 terdengar kabar bahwa Indonesia memesan dua unit pesawat ini. Walaupun akan diterbangkan oleh pilot TNI Angkatan Udara, namun operator kedua A400M itu dalam sebuah keterangan resmi disebutkan adalah BUMN PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).  

Juga disebutkan, dua A400M ini akan digunakan dalam operasi menekan disparitas harga antara wilayah timur dan barat Indonesia. Diharapkan distribusi barang ke wilayah timur Indonesia menjadi lebih lancar dengan kehadiran dua pesawat ini.

Di bulan Agustus 2018 satu unit Airbus A400M milik Angkatan Udara Prancis singgah di Lanud Halim Perdanakusuma.

Menteri BUMN Rini Soemarno sempat meninjau A400M itu di Halim Perdanakusuma. Usai meninjau A400M, Menteri Rini mengatakan, pihaknya tengah menggelar pembicaraan yang melibatkan PT Dirgantara Indonesia, TNI AU, dan Airbus tentang kemungkinan pembelian pesawat A400M ini.

Kabar lain terdengar di bulan April yang lalu. Anak perusahaan Pertamina, Pelita Air Service, dikabarkan masuk dalam holding BUMN Penerbangan dan membeli A400M.

Menurut Deputi Bidang Usaha, Jasa Keuangan, Jasa Survei Dan Konsultan Kementerian BUMN, Gatot Trihargo, pilihan jatuh pada A400M karena pesawat ini dinilai lebih efisien dibandingkan Hercules yang dimiliki Indonesia.

Dia mencontohkan, evakuasi korban dan distribusi bantuan saat gempa di Palu, Sulawesi Tengah, yang lalu bisa dilakukan dengan segera antara lain karena Indonesia meminjam A400M dari salah satu negara.

Selain ukurannya sekitar 1,5 kali Hercules, A400M juga dapat diterbangkan dengan runway yang panjangnya hanya 1.000 meter. Ke-12 rodanya juga dirancang untuk bisa take off dan mendarat di landasan batu kerikil atau pasir.

Satu unit A400M dapat mengangkut satu truk semi-trailer seberat 25 ton dan sejumlah kontainer berisi berbagai bantuan. Atau bisa juga digunakan untuk mengangkut alat kerek seberat 32 ton dan alat derek seberat 5 ton dalam satu kali penerbangan.

Namun sesungguhnya program A400M dinilai banyak kalangan kurang begitu menarik dari sisi penjualan. Harganya dianggap terlalu mahal, mencapai 152 juta dolar AS per unit.

Proyek A400M diperkenalkan pertama kali pada tahun 2003, sementara penerbangan perdana dilakukan pada 2009. Satu dekade pertama tidak begitu banyak pihak yang akhirnya mau membeli. Sejauh yang telah menggunakan A400M  adalah Angkatan Udara Prancis, Jerman, Spanyol, Turki dan Inggris, serta sebuah perusahaan ekspor Malaysia.

Di arena Royal International Air Tatto (RIAT) di London yang diselenggarakan akhir pekan barusan, kepala uni pesawat militer pada Airbus Defence and Space, Alberto Gutierrez, menjelaskan bahwa situasi yang mereka hadapi kini sudah lebih baik dari sebelumnya. Pemesan baru sudah ada dan pengiriman pesawat ke negara-negara pemesan akan dilakukan hingga 2030.

Sejak 2017 pihak Airbus melakukan pembicaraan ulang atas kontrak pembelian dengan sejumlah calon operator. Kesepakatan baru telah dicapai di tahun 2018. Gutierrez yakin di tahun 2019 ini trend juga akan memperlihatkan hal yang sama seperti tahun lalu, yaitu positif.

“Masih ada peluang. Kami bekerja sangat keras untuk membuat ini terjadi,” ujarnya.

Bulan lalu, di arena Paris Air Show, Gutierrez juga menyampaikan optimisme serupa.

“Orang-orang yang menggunakan jatuh cinta dengan pesawat ini,” ujarnya saat itu, seperti dikutip dari GlobalFlight dalam artikel yang berjudul “Airbus Defence Unit Flies Clear of A400M Turbulence”.


PT Dahana Sudah Punya Pabrik Amonium Nitrat, Mimpi yang Jadi Kenyataan

Sebelumnya

Kapal Induk Jatayu Mulai Beroperasi di Laut Selatan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA