post image
KOMENTAR

China dan Thailand memulai latihan angkatan udara bersama 'Falcon Strike' pada Minggu (14/8).

Pakar pertahanan Chaiyasit Thantayakul mengumumkan, latihan gabungan edisi kelima antara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dan Angkatan Udara Kerajaan Thailand (RTAF) ini dilakukan di pangkalan Angkatan Udara Wing 23 Udon Thani, Thailand, dan merupakan latihan pertama dalam beberapa tahun setelah jeda karena pandemi Covid-19.

Latihan ini akan memungkinkan RTAF untuk mempertimbangkan peran sistem pesawat peringatan dini dan kontrol udara China dan kinerjanya untuk mencari target jarak jauh, menjurut laporan Bangkok Post.

“Latihan ini juga akan membantu PLA memahami kinerja persenjataan Barat dan metode pelatihannya, karena Thailand terutama membeli senjata dan mengadopsi pelatihan dari Barat,” ujarnya.

Media Thailand, The Nation melaporkan, dalam latihan tersebut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengerahkan enam jet tempur J-10 C/S, sebuah pesawat pembom tempur JH-7AI dan sebuah pesawat peringatan dini dan kontrol udara KJ-500.

Sementara itu RTAF akan mengerahkan lima pesawat Gripen, tiga pesawat serang Alphajet dan satu pesawat peringatan dini dan kontrol SAAB 340 AEW.

Falcon Strike yang berlangsung 14 hingga 25 Agustus di  di timur laut Thailand itu akan fokus pada dukungan udara, serangan darat dan operasi kekuatan, juga dimaksudkan untuk memperkuat hubungan China dan Thailand.

“Latihan bersama ini bertujuan untuk meningkatkan rasa saling percaya dan persahabatan antara angkatan udara kedua negara, memperdalam kerja sama praktis dan mempromosikan pengembangan berkelanjutan kemitraan kerja sama strategis komprehensif Tiongkok-Thailand,” kata pernyataan pihak Beijing.

Thailand dan China memulai latihan militer ini dengan jet tempur pada tahun 2015 dengan yang terakhir diadakan pada tahun 2019, juga di Udon Thani. Dua latihan tahunan terakhir ditunda karena pandemi Covid-19.

Thailand berusaha untuk memperkuat hubungan pertahanan dengan China, dan merupakan salah satu negara pertama yang membeli perangkat keras angkatan laut China di bawah kesepakatan.
 


PT Dahana Sudah Punya Pabrik Amonium Nitrat, Mimpi yang Jadi Kenyataan

Sebelumnya

Kapal Induk Jatayu Mulai Beroperasi di Laut Selatan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga