2. Non-Human adalah kebudayaan produk peradaban
Seperti mobil, gadget atau teknologi lainnya, ia netral secara moral; baik–buruknya ditentukan oleh pemakai.
3. Non-Human tunduk pada etika manusia
Ketika meningkatkan martabat manusia, ia berfungsi sebagai produk kebudayaan. Ketika merendahkan manusia, ia menjadi produk kebudayaan yang disimpangkan. Maka tanggungjawab moral ada pada pengguna, pemanfaat.
Dalam tulisan ini, istilah Non-Human digunakan untuk menegaskan bahwa teknologi—termasuk yang disebut AI—adalah alat kebudayaan, bukan subjek kecerdasan atau pemilik kehendak.
Hal ini penting dijelaskan agar (a) algoritma tidak dipakai untuk mengalahkan kebijaksanaan, (b) opini dipakai untuk mengalahkan argumentasi, dan (c) viralitas dipakai untuk menggantikan kebenaran.
Kesimpulan Akhir
Non-Human Technical System tidak menggantikan manusia berpikir, melainkan membebaskan manusia dari kerja repetitif dan teknis agar dapat menjalankan fungsi kemanusiaan yang lebih tinggi: menilai makna, mengambil tanggung jawab moral, dan menentukan arah peradaban. Dalam relasi ini, teknologi adalah alat refleksi, bukan otoritas kebenaran; dan manusia tetap menjadi subjek etis tunggal dalam sejarah.


KOMENTAR ANDA