post image
Kolonel Todd Benson, direktur Komando Pusat Angkatan Udara AS, tengah, memimpin penerbang melalui upacara pendaftaran mereka saat mereka menjadi anggota Angkatan Luar Angkasa di Pangkalan Udara Al-Udeid, Qatar , 1 September 2020/Net
KOMENTAR

Pasukan Angkatan Luar Angkasa AS yang baru dibentuk telah melakukan misi luar negeri pertamanya dengan mengerahkan pasukan ke Semenanjung Arab. Mereka menempatkan satu skuadron yang terdiri dari 20 'operator ruang angkasa inti' di Pangkalan Udara Al-Udeid di Qatar awal bulan ini.

Petugas terdaftar yang ditugaskan untuk Penerbangan Kontrol Luar Angkasa Ekspedisi ke-16 dan Pusat Operasi Udara ke-609 bergabung dengan Angkatan Luar Angkasa AS selama upacara di pangkalan. Beberapa skuadron lagi diharapkan akan segera tiba di pangkalan.

Sekretaris Angkatan Udara AS Barbara Barrett mengatakan Angkatan Luar Angkasa akan terdiri dari sekitar 16 ribu angkatan udara dan personel sipil.

Direktur pangkalan, Kolonel Todd Benson, mengatakan kepada Associated Press bahwa AS perlu mempersiapkan konflik di luar angkasa.

"Kami mulai melihat negara-negara lain yang sangat agresif dalam mempersiapkan konflik ke luar angkasa. Kami harus mampu bersaing dan mempertahankan serta melindungi semua kepentingan nasional kami," katanya.

Misi tersebut diperkirakan akan fokus pada ancaman baru di kawasan itu, terutama program rudal Iran, selain upaya untuk mengganggu, meretas, dan membutakan satelit. Menyusul keberhasilan peluncuran satelit pertama Iran ke luar angkasa, AS telah menyatakan keprihatinan, menggambarkannya sebagai program luar angkasa militer rahasia, meskipun Iran telah membantah tuduhan tersebut.

Menurut Sky News , keputusan AS untuk ditempatkan di Semenanjung Arab pertama kali bisa dilihat sebagai 'anggukan' untuk perang 'luar angkasa' pertama negara itu.

The Space Force adalah cabang keenam militer AS yang diciptakan oleh Presiden Donald Trump dan cabang militer pertama sejak berdirinya Angkatan Udara pada tahun 1947.

Namun, pembentukan angkatan keenam AS itu telah diberi label sebagai proyek kesombongan dan telah banyak yang mengejek atas penggunaan gaya kamuflase hutan dan lambangnya yang sangat mirip dengan logo Star Trek. Gaya tersebut juga diejek dalam serial Netflix satir berjudul 'Space Force'.


PT Dahana Sudah Punya Pabrik Amonium Nitrat, Mimpi yang Jadi Kenyataan

Sebelumnya

Kapal Induk Jatayu Mulai Beroperasi di Laut Selatan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga