post image
Parlemen Taiwan menyetujui proposal pergantian nama maskapai China Airlines/Net
KOMENTAR

Maskapai penerbangan terbesar di Taiwan, yakni China Airlines selangkah lebih dekat dengan proses penggantian nama. Pasalnya, parlemen Taiwan pada Rabu (22/7) menyetujui proposal untuk mengubah citra maskapai, termasuk di dalamnya adalah perubahan nama.

Nama dan citra "China Airlines" kerap kali disalahartikan sebagai maskapai berbendera China. Padahal, China Airilines adalah maskapai yang berbasis di Taipei, Taiwan.

Tidak jarang juga, banyak pihak yang keliru mengingat China Airlines dengan Air China, maskapai yang berbasis di Beijing.

Karena itulah, Kementerian Transportasi Taiwan menyusun kebijakan yang akan membantu memperkuat China Airlines sebagai merek Taiwan di mata internasional. Sehingga publik global tidak lagi keliru membedakan mana maskapai China daratan dan mana maskapai Taiwan.

"Kementerian Perhubungan dan Komunikasi akan mempelajari dan mengusulkan rencana yang layak untuk penggantian nama China Airlines secara bertahap," kata proposal yang disetujui dalam bahasa China tersebut, seperti dikabarkan CNN (Kamis, 23/7).

Proposal itu menekankan bahwa kementerian harus menemukan cara yang tepat untuk mengubah citra maskapai tanpa harus melibatkan negosiasi ulang atau modifikasi kebebasan penerbangan internasional, seperti memperkuat citra Taiwan di livery pesawat.

Belum jelas soal nama apa yang digunakan untuk menggantikan nama maskapai tersebut. Pihak China Airlaines pun belum mengeluarkan komentar.

Untuk diketahui, China Airlines adalah maskapai yang didirikan di Taiwan pada tahun 1959. Saat ini, maskapai tersebut melayani 160 tujuan di 29 negara.

Pemegang saham mayoritas China Airlines adalah Yayasan Pengembangan Penerbangan China, yang sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Taiwan.

Usulan soal pergantian nama untuk rebranding, atau mengubah citra maskapai bergulir kuat sejak beberapa bulan belakangan, terutama sejak pandemi virus corona terjadi.

Salah satunya dipicu oleh kekhawatiran serangkaian penerbangan kargo China Airlines, yang digunakan untuk mengirimkan pasokan medis virus corona ke seluruh dunia. Banyak pihak yang secara keliru menganggap bahwa pasokan medis itu berasal dari daratan China, padahal dari Taiwan.

Hal tersebut membuat warga Taiwan geram dan membuat petisi yang meminta perubahan nama maskapai di Change.org. Per 23 Juli, lebih dari 50.000 orang telah menandatangani petisi tersebut.

Nama "China" dan "Taiwan" sendiri merupakan bagian dari sensitivitas geopolitik di kawasan tersebut. Nama resmi Taiwan adalah "Republik Tiongkok" (ROC).

Meski dari segi warisan budaya dan linguistik, China dan Taiwan memiliki kesamaan, namun keduanya terpisah sejak tahun 1949, setelah kemenangan Komunis di China daratan pasca perang saudara.

Namun China enggan melepaskan Taiwan dan menganggap Taiwan sebagai bagian integral dari wilayahnya. Taiwan menolak klaim China dan berjuang untuk mendapat pengakuan global bahwa Taiwan bukan merupakan bagian dari China.


STARLUX Pesan A350F dan A330neo Tambahan

Sebelumnya

Airbus dan ST Engineering Sepakat Dirikan Pusat MRO C295 di Singapura

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews