Sudah hampir sebulan sejak Boeing 787-8 Dreamliner yang dioperasikan Air India dengan nomor penerbangan 171. Pesawat naas itu mengalami kecelakaan sesaat setelah tinggal landas dari Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel di Ahmedabad menuju London.
Dalam perkembangan terbaru, Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara India (AAIB) telah menyerahkan laporan awal insiden tersebut kepada Kementerian Penerbangan Sipil, sebagaimana dilaporkan oleh ANI, mengutip sumber anonim yang mengetahui masalah tersebut.
Dokumen tersebut dilaporkan menguraikan penilaian awal biro tersebut berdasarkan bukti awal yang dikumpulkan di lokasi kecelakaan dan dari perekam penerbangan yang ditemukan. Para penyelidik diharapkan untuk menyerahkan laporan tersebut paling lambat 11 Juli, sesuai dengan protokol internasional yang mewajibkan ringkasan 30 hari setelah kecelakaan fatal. Para pejabat belum mengomentari kesimpulan apa pun yang diambil dalam pengajuan tersebut.
Pada 12 Juni, penerbangan 171 berangkat dari Ahmedabad menuju London dengan 242 orang di dalamnya, termasuk dua pilot dan 10 awak kabin. Semenit setelah lepas landas, pesawat menabrak kompleks asrama di dekat bandara. Kapten dilaporkan mengeluarkan panggilan darurat Mayday beberapa saat sebelum tabrakan, tetapi pesawat tidak dapat mencapai ketinggian.
Kecelakaan tersebut mengakibatkan hilangnya hampir semua penumpang, termasuk beberapa orang di darat. Hanya satu penumpang, yang duduk di kursi 11A, yang selamat. Kedua kotak hitam berhasil ditemukan beberapa hari setelah kecelakaan. Menurut Kementerian Penerbangan Sipil, Modul Perlindungan Kecelakaan dari kotak hitam depan telah ditemukan, dan pada 25 Juni, modul memori berhasil diakses. Datanya diunduh di Lab AAIB.
Sebagaimana dilaporkan oleh ANI, sebuah unit duplikat, yang disebut sebagai "sasis emas", digunakan untuk memverifikasi penemuan tersebut.
Setelah kecelakaan, tidak ada kejelasan tentang penyebab pesawat jatuh begitu cepat setelah lepas landas. Spekulasi berkisar dari kegagalan mesin hingga malfungsi kelistrikan atau kesalahan pilot. Laporan juga menunjukkan bahwa pihak berwenang sedang mempertimbangkan kemungkinan kontaminasi bahan bakar.
Dengan laporan awal yang telah diserahkan, temuan ini diharapkan dapat memberikan indikasi formal pertama tentang apa yang mungkin salah. Laporan ini diperkirakan akan dipublikasikan akhir pekan ini.
Para investigator sedang memeriksa semua kemungkinan penyebab kecelakaan. Rupanya, seminggu setelah insiden, setidaknya tiga pilot pelatihan Air India dari armada Boeing 787 maskapai tersebut melakukan sesi simulator di Mumbai untuk mereplikasi skenario yang mungkin menyebabkan kecelakaan tersebut.
Mereka mencoba memodelkan kegagalan listrik yang dapat menyebabkan kebakaran pada mesin ganda, tetapi tidak dapat menciptakan kembali kondisi yang sesuai dengan kejadian sebenarnya. Mereka juga menggunakan data lembar trim yang akurat dari penerbangan 171, sebuah dokumen penting yang mencatat distribusi berat dan pusat gravitasi pesawat, untuk menilai apakah ketidakseimbangan beban dapat berkontribusi.
Laporan investigasi akhir diperkirakan akan dirilis sekitar tiga bulan setelah insiden, kemungkinan sekitar pertengahan September. Investigasi saat ini dipimpin oleh AAIB India dan melibatkan pejabat dari Angkatan Udara India, Hindustan Aeronautics Limited (HAL), dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB).
Spesialis tambahan termasuk seorang ahli kedokteran penerbangan, seorang petugas Pengatur Lalu Lintas Udara, dan perwakilan dari Boeing dan GE. Tim NTSB tetap ditempatkan di Delhi dan terus mendukung analisis teknis di Lab AAIB.
Namun, ketegangan dilaporkan muncul antara otoritas India dan rekan-rekan asing dari Prancis, Inggris, dan AS. Sebagaimana dilaporkan sebelumnya oleh Simple Flying, beberapa otoritas Barat menyuarakan kekhawatiran mereka tentang bagaimana India menangani kotak hitam setelah kecelakaan tersebut. Sebelumnya, para investigator India mengirimkan perekam penerbangan ke negara-negara seperti AS, Inggris, Prancis, Italia, Kanada, dan Rusia untuk dianalisis, karena keterbatasan kapasitas domestik.
Laboratorium AAIB India, yang memproses kotak hitam dari penerbangan 171, baru beroperasi penuh pada bulan April tahun ini. Prancis telah merekomendasikan agar perekam diperiksa di laboratorium BEA, tetapi laporan menunjukkan bahwa usulan tersebut ditolak oleh otoritas India, yang memilih untuk tetap memegang kendali dan melakukan analisis di dalam negeri.
Selain itu, India diduga telah memblokir keterlibatan PBB dalam investigasi tersebut, yang menuai kritik dari beberapa pengamat dan mungkin membuat frustrasi keluarga yang menunggu transparansi dan penyelesaian. Kecelakaan tersebut telah menempatkan sektor penerbangan India, khususnya Air India, di bawah pengawasan ketat, dengan regulator, badan keselamatan, dan wisatawan mengamati dengan saksama bagaimana investigasi tersebut berjalan.
KOMENTAR ANDA