post image
KOMENTAR

Dua pilot Prancis dilaporkan tewas setelah dua jet Rafale bertabrakan di atas Colombey-les-Belles, sebuah kota di timurlaut Prancis, Rabu (14/8).

Sejauh ini belum diperoleh informasi lengkap mengenai penyebab tabrakan.

Menteri Pertahanan Sébastien Lecornu di akun X mengatakan, salah seorang pilot ditemukan dalam keadaan selamat.

Adapun saat ini pihak berwenang tengah melakukan pencarian menemukan instruktur yang hilang dan seorang siswa pilot di jet kedua.

Presiden Emmanuel Macron telah menyampaikan ucapan duka atas kecelakaan yang tidak biasa ini.

“Kami berduka atas kematian Kapten Sébastien Mabire dan Letnan Matthis Laurens dalam kecelakaan udara dalam misi pelatihan Rafale," tulis  Macron di akun X seperti dikutip dari La Monde.

"Bangsa ini turut berduka cita atas keluarga dan saudara seperjuangan mereka di Pangkalan Udara 113 di Saint-Dizier" di Prancis timur, tambahnya.

"Pihak berwenang militer akan melaporkan penyebab kecelakaan tersebut," kata prefektur setempat.

Pesawat tempur "multiperan" supersonik Rafale yang digunakan untuk memburu pesawat musuh, menyerang target darat dan laut, melakukan pengintaian, dan bahkan membawa hulu ledak nuklir, merupakan produk terlaris bagi industri persenjataan Prancis.

Kecelakaan yang melibatkan jet Rafale jarang terjadi. Pada bulan Desember 2007, sebuah jet Rafale jatuh di dekat Neuvic di Prancis barat daya. Para penyelidik menyimpulkan bahwa pilot tersebut mengalami disorientasi. Diyakini bahwa itu adalah kecelakaan pertama Rafale.

Pada bulan September 2009, dua pesawat Rafale jatuh saat terbang kembali ke kapal induk Charles de Gaulle di lepas pantai Perpignan setelah menyelesaikan uji terbang. Seorang pilot tewas.

Prancis telah menjual Rafale ke Mesir, India, Yunani, Indonesia, Kroasia, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Lecornu mengatakan pada bulan Januari bahwa Prancis telah memesan 42 jet tempur Rafale baru, dengan yang pertama akan dikirimkan pada tahun 2027. Militer Prancis kini telah memesan lebih dari 230 Rafale sejak jet tersebut mulai beroperasi.

Macron telah mendesak produsen pertahanan untuk meningkatkan produksi dan inovasi karena Eropa berupaya meningkatkan pasokan senjata untuk mendukung Ukraina, yang telah berjuang untuk melawan invasi Rusia, yang kini memasuki tahun ketiga.


Panglima TNI: Kondisi Prajurit di Lebanon Baik-baik Saja

Sebelumnya

Gladi Bersih HUT 79 TNI, Marinir Unjuk Gigi di Monas Tampilan Alutsista Andalan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Military