post image
Foto: Simple Flying
KOMENTAR

Pengembangan 737 MAX masih bermasalah, bahkan setelah perubahan besar pada pesawat dan jalur perakitan dilakukan setelah dua kecelakaan fatal pada tahun 2018 dan 2019.

Konsekuensi dari kecelakaan tersebut juga menyebabkan pembatasan produksi 737 MAX dan penundaan proses sertifikasi untuk dua varian yang tersisa dari keluarga pesawat tersebut.

Kecelakaan tragis Lion Air Penerbangan 610 dan Ethiopian Penerbangan 310 memicu perubahan teknis, perombakan jaminan kualitas, dan pengawasan ketat oleh Badan Penerbangan Federal (FAA). Saat ini, Boeing masih berjuang mengatasi bahaya keselamatan anti-es pada mesin yang teridentifikasi pada tahun 2024, yang telah memperpanjang perkiraan sertifikasi akhir hingga tahun 2026.

Simple Flying melaporkan, sebagian besar armada global 737 MAX 8 (737-8) dan MAX 9 (737-9) telah beroperasi dengan baik sejak debut mereka masing-masing pada tahun 2017 dan 2018. Masalah sertifikasi saat ini berkaitan dengan 737 MAX 7 (737-7) dengan kabin terpendek dan 737 MAX 10 (737-10) dengan kabin memanjang.

FAA memberikan keringanan kepada Boeing untuk model 737 Max 8 dan 9 yang sebelumnya beroperasi hingga solusinya dibuat dan diterapkan pada tahun 2026. Boeing awalnya mengajukan keringanan untuk MAX 7, yang sedang menunggu persetujuan akhir FAA hingga sebuah panel pintu meledak di pesawat Alaska Airlines di udara pada Januari 2024. Kecelakaan tersebut memicu investigasi oleh Biro Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) dan pemeriksaan ulang sertifikasi oleh FAA.

Boeing memberikan pernyataan kepada The Air Current mengenai status dilema teknis saat ini, dengan mengatakan:

“Kami sedang mematangkan solusi teknis yang mencakup pembaruan desain. Modifikasi tersebut akan dimasukkan dalam sertifikasi dasar 737-7 dan 737-10. Kami sedang menyelesaikan analisis kami dan akan menyampaikan informasi tersebut kepada FAA. Kami akan terus bekerja di bawah pengawasan ketat mereka untuk memenuhi persyaratan keselamatan dan peraturan.”

Kekhawatiran telah muncul terkait sistem anti-es pada mesin 737 MAX, khususnya mengenai potensinya untuk menyebabkan panas berlebih pada saluran masuk saat udara kering. FAA mengeluarkan peringatan dan arahan sebagai tanggapan, demikian pula Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA). Solusi yang telah dikeluarkan sejauh ini mencakup langkah-langkah sementara seperti memperbarui Manual Penerbangan Pesawat (AFM) dan Daftar Peralatan Minimum Utama (MMEL).

Mesin CFM LEAP-1B pada 737 MAX juga menjadi subjek pengawasan ketat karena masalah aktivasi Load Reduction Device (LRD), yang merupakan perangkat pelindung jika terjadi kerusakan signifikan pada kipas, seperti akibat tabrakan burung besar. LRD adalah fitur keselamatan yang mengurangi beban pada mesin dan struktur, tetapi aktivasinya telah ditemukan dalam dua kasus menyebabkan asap masuk ke kokpit atau kabin akibat kebocoran oli. Masalah dan investigasi ini mendorong perubahan perangkat lunak dan upaya berkelanjutan untuk memitigasi risiko tersebut.

NTSB telah menyuarakan kekhawatiran tentang potensi asap masuk ke kokpit/kabin, dan baik FAA maupun EASA telah mengeluarkan nasihat dan buletin keselamatan. Boeing sedang mengembangkan modifikasi perangkat lunak untuk mengatasi masalah ini, yang berpotensi memodifikasi katup penutup pengatur tekanan agar menutup lebih cepat. FAA telah memulai audit untuk menilai penanganan FAA terhadap masalah ini.

Ada banyak maskapai di seluruh dunia yang menantikan kedatangan MAX 10, terutama karena pesawat ini sangat diantisipasi untuk meningkatkan operasional dan mengurangi biaya di hub dengan kepadatan tertinggi. Southwest Airlines terkenal mengoperasikan armada yang secara eksklusif terdiri dari 737, dan telah mempertahankan loyalitas merek tersebut dengan 672 pesanan pasti yang mengejutkan, yang terbagi antara model MAX 7 dan MAX 8.

Lima maskapai masing-masing telah memesan lebih dari 100 MAX 10, termasuk United Airlines, Ryanair, American Airlines, Delta Air Lines, Akasa, dan Pegasus. Maskapai lain telah memesan sekitar 50 unit masing-masing, seperti Alaska Airlines, Lion Air, Air India Express, dan WestJet. Ada sekitar 200 pesanan lain yang tersebar di antara maskapai yang lebih kecil dan juga klien yang dirahasiakan.


Tewaskan Suami Politisi Demokrat, Pesawat Capung yang Jatuh Dua Tahun Lalu Kelebihan Muatan

Sebelumnya

Gambia: Proposal Damai Maroko Satu-satunya Solusi Sengketa Regional Sahara

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews