post image
KOMENTAR

Seorang pilot yang diduga mengalami gangguan kejiwaan dibebastugaskan dari pekerjaannya.

Dalam sebuah pesan yang dibagikan di media sosial, sang pilot menuliskan kehidupannya yang mengecewakan. Dia juga mengatakan mungkin dirinya akan bunuh diri.

Teman-temannya di maskapai EasyJet melaporkan pesan yang mengerikan itu kepada pimpinan.

Kepada AeroTime, EasyJet mengatakan, sang pilot tidak diberhentikan hanya diistirahatkan karena sedang mengalami tekanan.

“Kami mengkonfirmasi bahwa pilot tersebut diistirahatkan dari tugas penerbangan beberapa hari lalu, sejalan dengan prosedur selagi kami menginvestigasi kasus ini,” tulis EasyJet.

Keamanan penumpang dan kru adalah prioritas tertinggi kami,” ujar maskapai penerbanga low cost dari Inggris itu lagi.

Kesehatan mental pilot adalah salah satu isu krusial yang diperhatikan oleh maskapai.

Masih jelas dalam ingatan kecelakaan pesawat Germanwings dengan nomor penerbangan 9225 pada Maret 2015. Ko-pilot dalam penerbangan dari Barcelona menuju Dusseldorf itu, Andreas Lubitz, diduga mengalami gangguan kejiwaan.

Sang Ko-Pilot mengunci kokpit saat kapten penerbangan sedang ke kamar kecil. Selanjutnya Andreas Lubitz menghantamkan pesawat ke pegunungan, membuat 150 orang di dalam penerbangan tewas.

Menyusul peristiwa ini, sejumlah negara, seperti Inggris, Jerman, Kanada, Australia dan Selandia Baru, memberlakukan aturan ketat mengenai tanda-tanda kesehatan jiwa pilot.

Di bulan Desember 2016,  studi yang dilakukan Universitas Harvard menyebutkan, satu dari delapan penerbang pesawat komersial mengalami depresi. Sementara 4 persen dari pilot yang jadi responden dalam survei itu mengakui mereka berjuang keras menghadapi godaan bunuh diri.


Anda Ingin Jadi Cabin Crew? Yuk Kenali Mock Up Pesawat di LGTC

Sebelumnya

Soal Jilbab Pramugari, Garuda Indonesia Tidak Menghormati Kebebasan Beragama

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Air Crew