post image
Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in/Yonhap
KOMENTAR

Korea Selatan menaruh harapan besar atas kunjungan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto terhadap proyek bersama KF-X/IF-X (Korean/Indonesian Fighter eXperimental) yang selama ini dikabarkan macet.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in bahkan mengundang langsung Prabowo ke Cheong Wa Dae pada Kamis (8/4) untuk membahas proyek senilai 8,8 triliun won tersebut.

Menyambut Prabowo dengan hangat, Moon menyebut proyek tersebut sebagai simbolis tingkat kepercayaan kedua negara.

"Proyek bersama Korea Selatan-Indonesia untuk mengembangkan jet tempur generasi mendatang secara simbolis menunjukkan tingkat kepercayaan dan kerja sama yang tinggi antara kedua negara, bersama dengan proyek kerja sama di kapal selam," kata Moon, seperti dikutip dari Yonhap.

Kepada wartawan yang hadir, Moon menggambarkan kunjungan Prabowo merupakan bentuk komitmen kuat Indonesia untuk melakukan kerja sama industri pertahanan dengan Korea Selatan.

Ia pun menyatakan harapannya agar kedua negara dapat memproduksi KF-X/IF-X secara massal, mentransfer teknologi, dan memasuki pasar luar negeri bersama.

Sebagai satu-satunya mitra asing dalam proyek KF-X/IF-X, Moon menyebut hubungan Korea Selatan dan Indonesia memiliki kemitraan strategis khusus.

Sebelum bertemu dengan Moon, Prabowo juga telah bertemu dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook.

Menurut Yonhap, keduanya sepakat untuk bekerja sama memasikan keberlanjutan kerja sama industri pertahanan kedua negara, termasuk KF-X/IF-X.

Kunjungan Prabowo Bukti Komitmen Kuat Indonesia

Kunjungan Prabowo sendiri seakan menjadi napas lega bagi Seoul yang dalam beberapa waktu terakhir khawatir dengan masa depan KF-X/IF-X. Lantaran muncul spekulasi bahwa Indonesia kemungkinan akan menanggalkan proyek tersebut.

Berdasarkan perjanjian pada 2015, Indonesia sepakat untuk menanggung 20 persen dari biaya pengembangan proyek dan pembuatan 48 unit jet tempur generasi 4,5 itu.

Tapi setelah investasi tahap awal senilai 227,2 miliar won, Indonesia disebut berhenti melakukan pembayaran.

Spekulasi Indonesia akan berhenti dalam proyek itu juga diperkuat dengan belum adanya pengiriman personel dari tanah air ke KAI setelah ditarik pada tahun lalu karena pandemi Covid-19.

Selain itu, muncul laporan bahwa Prabowo tengah mempertimbangkan untuk membeli jet tempur Rafale atau F-15EX.

Prabowo sendiri berkunjung untuk menghadiri upacara peluncuran prototipe KF-X/IF-X di pabrik Korea Aerospace Industries (KAI) di Sacheon, Provinsi Gyeongsang pada Jumat (9/4).


PT Dahana Sudah Punya Pabrik Amonium Nitrat, Mimpi yang Jadi Kenyataan

Sebelumnya

Kapal Induk Jatayu Mulai Beroperasi di Laut Selatan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga