post image
Ketua Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB), Jennifer Homandy (kanan) berbicara dalam Konferensi Pemimpin RAA di Washington D.C, baru-baru ini./@NTSB
KOMENTAR

Jumlah kaum hawa yang terlibat dalam industri penerbangan masih terbilang sedikit. Rerata hanya 6 persen.

Seperti dikutip dari Simple Flying, baru-baru ini Ketua Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB), Jennifer Homandy, membahas arti penting meningkatkan inklusivitas dalam industri penerbangan khususnya pada pelibatan kaum perempuan.

Berbicara di Konferensi Pemimpin RAA di Washington D.C., selain memberikan statistik tentang proporsi perempuan dalam berbagai posisi dalam industri, Homandy juga berbicara tentang bagaimana keberagaman ini penting untuk keselamatan dalam industri.

Statistik lengkap tentang proporsi perempuan dalam berbagai posisi di industri ini adalah sebagai berikut:

Pilot (Kapten) 5% (3,6%)
Teknisi Perawatan 2,6%
CEO 3%

Insinyur Dirgantara 11,6%
Fakultas Penerbangan Universitas/Perguruan Tinggi 15,6%
Manajer Bandara 16,7%

Pengendali Lalu Lintas Udara 16,8%
Pengatur Waktu 19,7%
Pramugari 79,2%

Juga dinyatakan bahwa industri tidak boleh menunggu hingga anak-anak mencapai perguruan tinggi atau sekolah menengah atas dan harus mendidik anak-anak tentang berbagai peluang dalam industri ini sebelum usia 10 tahun.

Homandy juga menunjukkan bahwa keberagaman dan inklusivitas merupakan bagian integral untuk mempertahankan standar keselamatan yang tinggi dalam industri penerbangan saat ini dan merujuk pada studi tahun 2018 oleh Royal Aeronautical Society dan menyatakan:

“Tanpa lingkungan yang inklusif, tidak ada jaminan keselamatan. Diskriminasi gender yang eksplisit dan implisit, norma budaya yang eksklusif, pelecehan seksual, dan bias gender semuanya dapat berdampak langsung dan negatif pada keselamatan penerbangan.”

Dinyatakan pula bahwa berbagai bias dapat memengaruhi perilaku dan proses pengambilan keputusan, sehingga merusak budaya organisasi; oleh karena itu, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menentukan bagaimana bias yang dirasakan dapat memengaruhi proses pengambilan keputusan.

Membaik dalam beberapa tahun terakhir

Meskipun proporsi perempuan dalam penerbangan masih sangat rendah, namun telah meningkat selama bertahun-tahun, dengan berbagai maskapai penerbangan dan organisasi dalam industri tersebut mengambil berbagai langkah untuk mengintegrasikan lebih banyak perempuan di berbagai tingkatan dalam organisasi.

Dari maskapai penerbangan yang menjangkau sekolah menengah setempat di bursa karier hingga berbagai perguruan tinggi, universitas, dan sekolah penerbangan yang menawarkan beasiswa atau program eksklusif bagi perempuan yang ingin belajar di bidang penerbangan, industri tersebut telah melakukan penjangkauan masyarakat untuk menginspirasi generasi perempuan berikutnya untuk bekerja di bidang penerbangan.

Tahun lalu, dalam rangka Hari Anak Perempuan dalam Penerbangan, United Airlines mengundang anak-anak perempuan ke markas mereka di Bandara Internasional Denver (DEN), memfasilitasi mereka di berbagai pesawat, dan memberi mereka kesempatan untuk merasakan berbagai peran dalam penerbangan, mulai dari berada di dek penerbangan pesawat hingga membuat pengumuman melalui sistem PA dan bahkan mencoba beberapa tugas di landasan pacu bandara.


Pramugari Alaska Beberkan Perasaannya Terbang dengan Boeing 737 Max

Sebelumnya

Penny Burtt, Wanita Pertama yang Memimpin Boeing di Asia Tenggara

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Air Crew