post image
KOMENTAR

Itulah yang belum kita diskusikan.

Tapi kita semua memang tahu.

Pemerintah pusat adalah lemak. Itu akibat sistem pemerintahan kita di masa lalu, yang sentralistik.

Yang ternyata tidak bisa benar-benar hilang sampai sekarang.

Meskipun sebenarnya penyebab lemak itu sudah dihilangkan. Di tahun 1999 lalu.

Sistemnya sudah coba kita perbaiki. Kita sudah ubah kebijakan politik yang penting: desentralisasi dan otonomi.

Tapi, ya itu tadi, masih begitu kuat aroma sentralistik itu. Sampai sekarang.

Apalagi di bidang politik. Sentralistiknya ampun-ampun. Bukan hanya sistemnya. Pun sampai ke kepemimpinannya.

Kepindahan ibu kota tanpa mengubah secara drastis sistem sentralistiknya? Akan terulanglah kasus kegemukan Jakarta. Di ibu kota baru itu nanti.

Pusat-pusat partai akan ikut pindah. Orang-orang daerah membangun perwakilan di ibu kota. Ngurus apa pun harus ke ibu kota.

Tapi ya sudahlah.

Tampaknya sudah diputuskan. Di tingkat pemerintahan. Sudah disampaikan oleh Bapak Presiden ke DPR.

Bahkan bacalah wawancara khusus Bapak Presiden dengan Kompas. Terbit Rabu kemarin. Sudah begitu pastinya.

Bapak Presiden menjawab tegas: pada 2023-2024 Istana dan 34 kementerian sudah selesai dibangun. Sudah bisa pindah. Untuk lembaga nonkementerian sudah bisa dimulai (membangunnya).

Yang melakukan wawancara pun bos Kompas sendiri: Budiman Tanurejo, wakil pemimpin umumnya.

Begitu cepatnya.

Padahal dalam RAPBN tahun depan belum ada mata anggarannya sedikitpun.

Mungkin ada cara lain yang super cepat.

Jadi tidak perlu lagi dicari penyebab mengapa Jakarta terlalu gendut. Dan apakah tidak ada jalan lain untuk mengatasi kegendutan itu.

Sudah begitu pastinya.

Tinggal bagaimana Jakarta lima tahun lagi. Jakarta akan ibarat badan yang tiba-tiba kehilangan lemak dalam jumlah besar.

Tanyalah orang yang sedot lemak: biasanya badan jadi lemas. Setidaknya untuk sementara.

Ada yang bahkan sampai tewas. Seperti teman akrab saya zaman dulu: Koh Aseng. Promotor tinju legendaris Surabaya.

Yang jelas nama DKI tidak bisa dipakai lagi, kecuali kepanjangannya menjadi Dulu Kita Ibukota.


Merdeka Huey

Sebelumnya

Garuda Napas

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Disway