post image
Ilustrasi NASA
KOMENTAR

Parker Solar Probe menjadi wahana antariksa terdekat dengan Matahari. Rekor ini dicatat pada 26 Desember 2024, saat itu wahana ini hanya berjarak sekitar 3,8 juta mil dari permukaan Matahari.

Suar diterima dari Parker Solar Probe tepat sebelum tengah malam, 26 Desember, setelah tim NASA yang memantau dari Bumi kehilangan kontak dengan wahana pada 24 Desember.

Wahana ini dimaksudkan untuk terbang tujuh kali lebih dekat ke Matahari daripada wahana antariksa sebelumnya.

NASA mengklaim wahana ini akan "merevolusi" pemahaman tentang Matahari dan secara bertahap akan mengorbit lebih dekat ke permukaan Matahari daripada wahana sebelumnya.

Wahana ini akan terbang ke bagian terluar atmosfer Matahari dan akan mengumpulkan dan mengirimkan kembali informasi yang akan memberi tahu para ilmuwan tentang asal-usul dan evolusi angin matahari. Angin matahari adalah aliran material yang terus-menerus keluar dari Matahari. Wahana ini akan berusaha menemukan bagaimana partikel-partikel yang berenergi dipercepat hingga mendekati kecepatan cahaya.

"Wahana Antariksa Parker Solar NASA akan merevolusi pemahaman kita tentang Matahari. Wahana antariksa ini secara bertahap mengorbit lebih dekat ke permukaan Matahari daripada wahana antariksa sebelumnya – jauh di dalam orbit Merkurius. Terbang ke bagian terluar atmosfer Matahari, korona, untuk pertama kalinya, Wahana Antariksa Parker Solar mengumpulkan pengukuran dan gambar untuk memperluas pengetahuan kita tentang asal-usul dan evolusi angin matahari,” demikian penjelasa resmi NASA seperti dikutip dari Simple Flying.

Wahana ini juga diharapkan akan memberikan kontribusi untuk meramalkan perubahan di lingkungan antariksa yang berdampak pada kehidupan dan teknologi di Bumi.

Menurut NASA, wahana antariksa ini dibangun berdasarkan misi-misi sebelumnya yang dekat dengan Matahari yang telah membantu para ilmuwan menentukan asal-usul struktur dalam angin matahari dan membantu memetakan batas luar atmosfer Matahari.

Parker Solar Probe bergerak dengan kecepatan 430.000 mph dan kemudian melesat hanya sejauh 3,8 juta mil dari permukaan matahari, atau sekitar 4,3 juta mil dari pusat Matahari.

Sekarang wahana ini merupakan objek tercepat yang pernah dibangun di Bumi meskipun kecepatannya hanya 0,064% dari kecepatan cahaya.

Untuk mencapainya, wahana ini telah menggunakan bantuan gravitasi berulang dari Venus untuk mengembangkan orbitnya yang eksentrik. Secara keseluruhan, wahana ini akan menyelesaikan 24 orbit mengelilingi Matahari selama periode tujuh tahun.

Ini berarti wahana ini akan segera mengakhiri misinya, yakni enam tahun, empat bulan, dan 15 hari telah berlalu sejak diluncurkan.

Bantuan gravitasi terakhirnya terjadi pada 6 November 2024 dan tidak ada pertemuan lebih lanjut dengan Venus yang direncanakan. Wahana ini akan melanjutkan orbitnya dan akan menggunakan pendorongnya untuk mempertahankan posisinya sehingga pemancarnya mengarah ke Bumi.

Wahana ini diluncurkan pada bulan Agustus 2018 dengan pendorong Delta IV-Heavy dari Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral di Florida. Instrumennya dilindungi dari panas Matahari yang menyengat oleh pelindung komposit karbon setebal 4,5 inci. Pelindung ini dirancang untuk menahan suhu hingga hampir 2.500 derajat Fahrenheit atau sekitar 1.377 derajat Celsius.

Rekor kedekatan dengan permukaan Matahari sebelumnya dibuat pada tahun 1976 oleh Helios 2. Saat itu, Helios 2 berada sekitar 26,55 juta mil dari permukaan Matahari.


Dianugerahi Avirama Nawasena SBM ITB, SBY Bicara Pembangunan yang Tak Merusak Lingkungan

Sebelumnya

Boom Supersonic Catat Kecepatan Tertinggi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tech